Sejarah olahraga panahan

Sejarah dan Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia

Table of Contents

Sejarah olahraga panahan sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan digunakan oleh manusia purba untuk berburu dan bertahan hidup. Pada masa prasejarah, busur dan panah terbuat dari bahan-bahan alami seperti kayu, tulang, dan tanduk. Di berbagai peradaban kuno, seperti Mesir, Persia, India, dan Tiongkok, panahan berperan penting dalam peperangan dan berburu. Di Tiongkok, keterampilan ini juga diintegrasikan sebagai seni bela diri dan taktik militer.

Evolusi Panahan Menuju Olahraga

Seiring berjalannya waktu, penggunaan panahan dalam peperangan mulai berkurang. Di Inggris, Raja Edward III bahkan mewajibkan latihan memanah bagi rakyatnya demi kesiapan militer. Namun, ketika senjata api mulai menggantikan busur, panahan beralih menjadi olahraga rekreasi dan kompetitif. Pada tahun 1673, turnamen panahan pertama di Inggris diselenggarakan di Yorkshire.

Pada abad ke-19, panahan mulai diorganisasi secara formal di Eropa dengan pembentukan klub-klub dan turnamen tahunan. Grand National Archery Society (GNAS) di Inggris, misalnya, mengadakan kejuaraan nasional pada tahun 1844.

Olahraga Panahan di Olimpiade

Panahan masuk ke Olimpiade modern pertama kali pada tahun 1900 di Paris. Sejak saat itu, perkembangan teknologi seperti penggunaan bahan aluminium dan karbon untuk busur dan anak panah membuat olahraga ini semakin kompetitif dan menarik.

Sejarah Panahan di Indonesia

Di Indonesia, tradisi panahan sudah lama dikenal melalui cerita rakyat dan tokoh legendaris seperti Arjuna, Srikandi, dan Ekalaya. Secara resmi, olahraga panahan mulai berkembang setelah berdirinya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) pada 12 Juli 1953 di Yogyakarta. Pada tahun 1959, Indonesia bergabung dengan federasi panahan dunia (FITA). Kejuaraan nasional pertama diadakan di Surabaya pada tahun yang sama, meskipun cabang ini sudah diperlombakan sejak PON I pada 1948.

Prestasi besar atlet Indonesia terjadi pada Olimpiade 1988 di Seoul, ketika tim panahan putri meraih medali perak. Sejak saat itu, atlet panahan Indonesia konsisten menorehkan prestasi di ajang internasional, termasuk Sea Games dan kejuaraan dunia.

Baca Juga: Gelar Hub Archery Championship 2024, Hub Indonesia Komitmen dalam Pembinaan Panahan Nasional

Prestasi Atlet Panahan Indonesia

  1. Olimpiade Seoul 1988
    • Lilies Handayani, Kusuma Wardhani, dan Nurfitriyana Saiman meraih medali perak.
  2. Sea Games 2015 (Singapura)
    • Titik Kusumawardani dan tim recurve campuran meraih emas.
  3. Sea Games 2017 (Malaysia)
    • Diananda Choirunnisa dan tim recurve campuran kembali membawa pulang medali emas.
  4. Sea Games 2019 (Filipina)
    • Tim putra recurve berhasil mengalahkan Malaysia dan Thailand untuk meraih emas.
  5. Juara Umum di Sea Games 2021 (Vietnam)
    • Indonesia memenangkan 5 emas dan 1 perak, dengan prestasi menonjol dari atlet compound dan recurve.

Jenis Busur dalam Panahan

  1. Long Bow (Busur Panjang)
    • Merupakan busur tertua dan terbuat dari kayu, dengan panjang hingga dua meter.
  2. Flat Bow (Busur Lurus)
    • Memiliki dahan lebar dan bentuk penampang segi empat.
  3. Short Bow (Busur Pendek)
    • Lebih pendek dan cepat, tetapi dengan jangkauan lebih terbatas.
  4. Recurve Bow (Busur Lengkung)
    • Standar kompetisi internasional, dengan ujung melengkung untuk meningkatkan tenaga saat memanah.
  5. Compound Bow (Busur Compound)
    • Memanfaatkan katrol untuk mengurangi beban tarikan, membuatnya sangat efisien dan cepat.

Peralatan Utama Panahan

  1. Anak Panah
    • Dibuat dari kayu, karbon, atau kombinasi aluminium-karbon.
  2. Busur
    • Jenis busur yang biasa digunakan pemula adalah recurve bow karena lebih mudah dikendalikan.
  3. Target (Sasaran)
    • Biasanya berupa lingkaran yang ditembak dari jarak 70 meter dalam kompetisi.

Teknik Dasar Memanah

  1. Sikap Berdiri (Stance)
    • Posisi kaki harus stabil dan sejajar dengan bahu.
  2. Penempatan Anak Panah (Nocking)
    • Pastikan ekor anak panah terpasang dengan benar pada tali busur.
  3. Tarikan Busur (Drawing)
    • Tarik tali busur hingga mencapai titik jangkar (anchor point) seperti sudut bibir atau dagu.
  4. Membidik dan Menembak
    • Fokus dan lepaskan panah dengan gerakan yang halus dan stabil untuk hasil optimal.

Metode Pemasangan Tali Busur

  1. Metode Dorong-Tarik (Push-Pull)
    • Cocok untuk busur lurus dan recurve, tetapi membutuhkan kekuatan dan keterampilan.
  2. Metode Langkah (Step-Through)
    • Lebih mudah bagi pemula karena memanfaatkan kaki untuk membantu memasang tali.

Panahan Sebagai Olahraga dan Rekreasi

Saat ini, panahan tidak hanya menjadi ajang kompetisi profesional, tetapi juga diminati sebagai hobi dan kegiatan rekreasi. Berlatih memanah mampu meningkatkan fokus, kesabaran, dan kekuatan tubuh. Kompetisi panahan terus berkembang dengan berbagai kategori, mulai dari Olimpiade hingga kejuaraan lokal dan nasional.

Dengan berbagai prestasi dan kemajuan teknologi, panahan tetap relevan dan digemari di seluruh dunia. Di Indonesia, olahraga ini terus berkembang dan diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak atlet berprestasi di masa depan.

Sumber:

goodnewsfromindonesia.id

dispora.bengkuluprov.go.id

Bantu Share Artikel Ini Yuk!
Latest Blog

PRICELIST

THE HUB
THE HUB

PRICELIST

THE HUB

PRICELIST

THE HUB

EQUESTRIAN

THE HUB

EQUESTRIAN

THE HUB

EQUESTRIAN